Prov DKI Jakarta
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di
Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013
(Februari) mencapai 513,2 ribu orang menurun dibanding tahun 2008
(580.5 ribu orang) atau berkurang
sebanyak 67,3 ribu orang.
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam periode tahun 2008-2013 penurunan sebesar 2,22
persen, TPT DKI Jakarta tahun 2013
sebesar 9,94% lebih rendah dibandingkan TPT
tahun sebelumnya. “Namun kondisi TPT
DKI Jakarta masih tergolong tinggi dibandingkan terhadap rata-rata TPT
nasional.” “Sementara untuk TPT
tahun 2012 terbesar terdapat di Kabupaten Adm. Kep. Seribu (13,97%) dan
terendah di Kota Jakarta Selatan (8,96 %).” Berikut ini tabel persentasenya :
Tahun
|
DKI
Jakarta
|
Indonesia
|
2008
|
12,16
|
8,39
|
2009
|
12,15
|
7,87
|
2010
|
11,05
|
7,14
|
2011
|
10,80
|
6,56
|
2012
|
9,87
|
6,14
|
2013
|
9,94
|
5,92
|
Perkembangan
kemiskinan di
Provinsi DKI Jakarta dalam kurun waktu 2008-2013,
secara absolut
terjadi penurunan,
jumlah penduduk miskin tahun 2013
(maret) 4297 jiwa atau menurun
sebanyak 25.410 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk tingkat kemiskinan
dari tahun 2008-2013 menurun sebesar 0,74 persen, dengan
persentase kemiskinan tahun 2013 sebesar
3,55 persen atau masih didibawah
persentase kemiskinan nasional (11,37%). Berikut ini tabel persentasenya :
Tahun
|
DKI Jakarta
|
Indonesia
|
2008
|
4,29
|
15,42
|
2009
|
3,62
|
14,15
|
2010
|
3,48
|
13,33
|
2011
|
3,75
|
12,49
|
2012
|
3,70
|
11,67
|
2013
|
3,55
|
11,37
|
Provinsi Banten
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Banten pada tahun 2013 (Feb.) mencapai 552,9 ribu jiwa menurun dibanding tahun 2008 (656,56 ribu jiwa) atau berkurang sebanyak 103,7 ribu jiwa.
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuks (TPT), TPT selama periode tahun
2008-2013 menurun sebesar 5,08 persen, TPT Banten tahun 2013 masih tergolong
tinggi diatas rata-rata nasional yaitu mencapai 10,10 persen. Sementara untuk
TPT tahun 2012 terbesar di Kabupaten Serang sebesar 12,96 persen dan terendah
di Kota Tangerang Selatan (8,07 %). Berikut grafik persentasenya :
Jumlah penduduk miskin di
Banten pada bulan September 2013 mencapai 682,71 ribu orang (5,89 persen).
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2013, maka
selama enam bulan tersebut terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin
sebesar 26,47 ribu orang (4,03 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal,
pada periode Maret 2013 - September 2013 penduduk miskin di daerah perkotaan
bertambah sebesar 50,66 ribu orang (13,93 persen), sementara penduduk
miskin di daerah perdesaan berkurang sebesar 24,2 ribu orang (8,27 persen). Berikut
ini tabel persentasenya :
Provinsi Jawa Barat
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 (Februari) mencapai
1.815.300 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (2.263.584 orang) atau berkurang
sebanyak 448.284 jiwa. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT), TPT Provinsi Jawa Barat tahun 2013 sebesar 8,90 persen menurun
dibandingkan TPT tahun sebelumnya (9,08%), dan kondisi TPT Jawa Barat tergolong
tinggi dibandingkan terhadap TPT nasional. TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota
di Jawa Barat terbesar di Kabupaten Cirebon, yaitu sebesar 16,04 persen dan
terendah di Kabupaten Tasikmalaya (4,90 %). Berikut ini adalah grafik persentasenya :
Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada bulan September 2013 sebanyak 4.382.648
orang (9,61 %). Mengalami kenaikansebesar
85.610 orang (0,09 %) dibandingkan kondisi pada bulan Maret 2013 yang berjumlah 4.297.038
orang (9,52 %).
Dalam kurun waktu
enam bulan terakhir persentase penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan
turun sebesar 0,17 persen sedangkan di daerah perkotaan naik 0,25 persen.
Secara absolute selama periode Maret 2013 – September
2013, penduduk miskin di pedesaan berkurang 39.551 orang sementara di perkotaan
naik sebanyak 125.161 orang.
Persentase penduduk
miskin yang tinggal di daerah pedesaan pada bulan September 2013 terhadap
penduduk miskin Jawa Barat adalah sebesar 40,08 persen. Ini mengalami penurunan
jika dibandingkan dengan Maret 2013 (41,79%).
Persentase penduduk
miskin yang tinggal di daerah perkotaan pada bulan September 2013 terhadap
penduduk miskin Jawa Barat adalah sebesar 59,92 persen. Ini mengalami kenaikan
jika dibandingkan dengan Maret 2013 (58,20 %). Berikut ini grafik jumlah dan persentasenya :
Provinsi Jawa Tengah
Jumlah Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 (Februari) mencapai 941.400 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (1.227.308 orang) atau berkurang sebanyak 285.900 jiwa.
Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi
Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 5,57%
lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (5,63%), tingkat pengangguran Jawa Tengah lebih
rendah dibandingkan terhadap TPT nasional. “Penyebaran TPT tahun 2012 terbesar di Kabupaten Pati, yaitu sebesar
12,20 persen dan TPT terendah di Kabupaten Purworejo (3,28 %).” Berikut ini
adalah grafik persentasenya :
Jumlah penduduk miskin di Provinsi
Jawa Tengah pada September 2012 sebesar
4,863 juta orang (14,98 persen) yang berkurang 113,96 ribu orang
dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2012 yang berjumlah 4,977 juta orang (15,34 persen). Berdasarkan daerah
perkotaan dan perdesaan masing-masing turun 54,6 ribu orang (0,38 persen) dan 59,3
ribu orang (0,35 persen).
Selama
periode Maret 2012 – September 2012, distribusi penduduk miskin antara daerah perkotaan
dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada Maret 2012, sebagian besar (59,80
persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan begitu pula pada September
2012 (59,98 persen). Berikut ini grafik
persentasenya:
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi D.I. Yogyakarta pada
tahun 2013 (Feb.) mencapai 72.500 ribu jiwa atau menurun sebesar 35.029 ribu
jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT), TPT Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2013 (Feb.) sebesar 3,80 persen sama
lebih rendah dibandingkan TPT nasional. Penyebaran TPT tahun 2012 terbesar di
Kabupaten Sleman yaitu sebesar 5,42 persen dan TPT terrendah di Kabupaten
Gunung Kidul (1,92 %). Berikut ini grafik
persentasenya :
Jumlah kemiskinan
di Provinsi DI. Yogyakarta dalam kurun waktu 2008-2012, secara absolute terjadi
penurunan, jumlah penduduk miskin tahun 2012 (sept) 562,1 ribu jiwa. Seperti
halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2012 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2012 mencapai 15,88%. Kondisi kemiskinan Provinsi DI. Yogyakarta masih tergolong tinggi jika
dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan
nasional (11,86%). Berikut ini
grafik jumlah dan persentasenya :
Provinsi Jawa Timur
Jumlah
pengangguran Terbuka
di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013
(Februari) mencapai 804.400
jiwa menurun
dibanding tahun 2008 (1.296.313 jiwa), dengan persentase Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,02%
lebih rendah dibandingkan terhadap
TPT nasional. Sementara untuk
perbandingan TPT antar kabupaten/kota
terbesar di Kota Kediri, yaitu sebesar 7,85% dan terendah di Kabupaten Pacitan (1,16 %). Berikut ini grafik jumlah dan persentasenya :
Jumlah
dan persentase penduduk miskin dalam kurun waktu setahun
di Jawa Timur mengalami penurunan
sebesar 0,83% atau menjadi 13,40% pada Tahun 2012. “Angka
persentase tersebut diatas target kemiskinan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
(15-15,5 persen).” Penurunan persentase tersebut menunjukkan penduduk
miskin pada tahun 2012 sebanyak 5.070,98 ribu jiwa atau turun sebesar 285,23 ribu jiwa dari tahun 2011. Berikut ini grafik persentasenya :
Provinsi Aceh
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi
Aceh pada tahun 2013 (Februari) mencapai 177.800 jiwa, meningkat sebanyak 6.388
jiwa dari tahun 2008. “Sementara
kondisi tingkat pengangguran di Provinsi Aceh tergolong masih tinggi
dibandingkan terhadap tingkat pengangguran nasional,” pada tahun 2013
tercatat TPT sekitar 8,38 persen.
Sementara untuk perkembangan TPT tahun
2012 tertinggi yaitu di Kabupaten Aceh Utara mencapai sebesar 15,47% dan
terrendah sebesar 1,41 % di Kabupaten Bener Meriah. Berikut ini grafik persentasenya :
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Aceh dalam kurun
waktu 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan sebesar 118,99
ribu jiwa, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 841 ribu jiwa. Seperti halnya dengan
kondisi tingkat kemiskinan dari tahun
2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 17,6 persen.
Kondisi kemiskinan Provinsi Aceh masih tergolong tinggi jika dibandingkan
terhadap rata-rata kemiskinan nasional
(11,37%). Berikut grafik persentasenya :
Provinsi Riau
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi
Riau pada tahun 2013 (Februari)
mencapai 116.400 jiwa atau menurun sebanyak 67.100 jiwa dari tahun 2008.
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
menunjukan penurunan dari tahun
2008-2013, dengan TPT tahun 2013
sebesar 4.13 persen lebih rendah
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan tingkat pengangguran terbuka Riau
tergolong rendah dibandingkan rata-rata TPT nasional. Sementara untuk persebaran TPT tahun 2012 tertinggi di
Kepulauan Meranti, yaitu sebesar 7.87 persen dan terrendah di Kabupaten Kuantan
Sengingi (2.05 %). Berikut grafik
persentasenya :
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Riau dalam kurun
waktu 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan sebanyak 97,42
ribu jiwa, dengan jumlah penduduk
miskin tahun 2013 (Maret)
tercatat sekitar 469 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan
dan hingga akhir tahun 2013 mencapai
7,72%. “Kondisi kemiskinan Provinsi
Riau tergolong rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional
(11,37%).” Berikut ini grafik persentasenya :
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di
Provinsi Bali pada tahun 2013 (Februari)
mencapai 45.400 jiwa atau menurun sebanyak 24.100 jiwa dari tahun
2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Bali tahun 2013 (Februari)
sebesar 1,89 persen lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya (2,04%),
dan jika dibandingkan terhadap TPT
nasional lebih rendah. Pentebaran
TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota terbesar di Kota Denpasar yaitu sebesar
78,31 persen dan TPT terendah di Kabupaten Karangasem (67,07 %). Berikut
ini grafik persentasenya :
Perkembangan jumlah
penduduk miskin di Provinsi Bali selama periode 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 53,18 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebesar 163 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013
persentase kemiskinan mencapai 3,95%. Kondisi
kemiskinan di Provinsi Bali tergolong rendah jika dibandingkan terhadap
rata-rata kemiskinan nasional (11,86%). Berikut ini grafik persentasenya :
Provinsi Gorontalo
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di
Provinsi Gorontalo pada tahun 2013
(februari) mencapai
20.700 jiwa atau berkurang sebanyak 3.558 jiwa dari tahun
2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 2008-2013 cenderung menurun,
TPT tahun 2013 sebesar 4,31 persen atau berkurang sebesar 1,34 persen dari
tahun 2008. Sementara untuk
perbandingan TPT kabupaten/kota tahun 2012 tertinggi di Kabupaten Bonebolango
(6,94 %), dan terendah sebesar 2,99
% di Kabupaten Gorontalo Utara. Berikut ini grafik persentasenya :
Perkembangan
kemiskinan di
Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu
2008-2013, secara absolut
menurun sebanyak 29,01 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (maret ) 193 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi
tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan, dan hingga akhir
tahun 2012 (maret) persentase kemiskinan sebesar 17,51
atau berkurang sebesar 7,37 persen dari
tahun 2008. Kondisi kemiskinan
Provinsi Gorontalo masih tergolong tinggi jika dibandingkan terhadap rata-rata
tingkat kemiskinan nasional (11,37%). Berikut ini grafik persentasenya :
Provinsi Papua
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Papua pada tahun 2013 (februari)
mencapai 47.700 jiwa menurun dibandingkan jumlah pengangguran tahun sebelumnya.
Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Papua tahun 2013 (februari)
sebesar 2,81 persen menurun sebesar 1,58 persen dari tahun 2008, tingkat pengangguran di Papua tergolong
rendah dibandingkan terhadap TPT nasional. Sementara TPT tahun 2012 paling
tinggi terdapat di Kabupaten Supiori yaitu sebesar 12,89 persen. Berikut ini grafik
persentasenya :
Perkembangan
kemiskinan di Provinsi Papua dalam kurun
waktu 2008-2013, secara absolut meningkat
284,26 ribu jiwa, jumlah penduduk
miskin tahun 2013 (februari) tercatat sebanyak 1.017 ribu jiwa. Kondisi
kemiskinan di Provinsi Papua masih tergolong tinggi jika dibandingkan rata-rata
tingkat kemiskinan kemiskinan nasional, persentase penduduk miskin Papua tahun 2013 (februari) sebesar 31,13 persen.
Namun jika dilihat perkembangan dari
tahun 2008-2013 tingkat kemiskinan di papua menurun sebesar 5,95 persen dari
tahun 2008. Berikut ini grafik
persentasenya :
Ketimpangan Meningkat di Berbagai daerah
Persoalan ketimpangan pembangunan di Indonesia tidak sekedar peningkatan penghasilan pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan 20% tertinggi saja. Namun selain dari itu, ketimpangan hasil pembangunan yang utama adalah antara pembangunan Jawa dan luar Jawa. Ketimpangan antara Indonesia bagian Barat dengan bagian Timur. Ketimpangan juga terjadi di dalam provinsi sendiri, antara pembangunan daerah kota dan desa. Karena kita negara kepulauan.
Katakan selama lima tahun terakhir saja. Indeks gini ratio (mendekati 1 semakin timpang) Indonesia meningkat dari 0,35 tahun 2008 menjadi 0,41 tahun 2012. Jika dilihat pada berbagai propinsi yang ketimpangannya meningkat di atas 10% point saja ditemukan pada propinsi-propinsi Sumatera Selatan, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Papua. Peningkatan indeks gini level menengah, katakan Indeks Gini meningkat 7-9% point, ditemukan pada propinsi seperti Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
Hanya propinsi seperti Sumatra Utara, Bengkulu, Lampung, NTT, dan Maluku Utara di mana ketimpangannya hanya menaik sekitar 1-2% point(BPS, 2013). Daerah-daerah di mana sumber kekayaan alam tinggi, menunjukkan tendensi pemusatan penghasilan kepada berbagai kelompok masyarakat saja. Bahkan dapat diduga peningkatan penghasilan terutama pada kelompok berpenghasilan tinggi yang dapat memanfaatkan sumber daya alam saat bersamaan dengan proses desentralisasi pembangunan.
Daerah - daerah
miskin, seperti NTT, Lampung, Bengkulu, sekalipun tidak menunjukkan kenaikan
ketimpangan pembangunan, tampaknya pada propinsi-propinsi ini terjadi
kemiskinan yang semakin merata. Kuznet
memang tidak menyatakan bahwa berapa lama ketimpangan
itu akan dilalui, namun beliau menjelaskan kenapa ketimpangan terjadi. Alasan utama adalah perpindahan modal capital flight cukup masuk akal, di mana modal akan
mengalir dari daerah di mana tingkat pengembalian rendah menuju pengembalian
tinggi, diikuti juga oleh migrasi tenaga kerja menuju ke daerah di mana arus
modal masuknya juga tinggi.
Solusinya menurut saya adalah "Memberikan upah atau gaji yang cukup
untuk keperluan mereka (masyarakat kelas bawah) diberbagai bidang, tidak
hanya untuk makan, yang mengalami ketimpangan sangat jelas dengan
masyarakat kelas atas yang menyebabkan masih adanya kemiskinan di
berbagai daerah. Kemudian membangun lapangan pekerjaan di berbagai
daerah (termasuk daerah terpencil) guna menurunkan angka pengangguran
dan memberikan pelatihan kerja (bagi mereka yang siap untuk bekerja)
serta melakukan pemerataan pendidikan dengan tidak pandang bulu agar
mereka mendapat bekal dikemudian hari. Dengan menurunkan angka
ketimpangan diantara masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, saya
rasa akan menurunkan juga angka kriminalitas yang ada di Negeri kita
ini"
Sumber :
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil /Profil%20Pembangunan%20Provinsi%201100Aceh%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%201400Riau%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203100DKI%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203200JaBar%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203300JaTeng.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203400DIY%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203500JaTim%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%203600Banten%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%205100Bali%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%207500Gorontalo%202013.Pdf
- http://simreg.bappenas.go.id/Profil/Profil%20Pembangunan%20Provinsi%209400Papua%202013.Pdf
- Sakernas (Agustus), BPS 2012
- http://simreg.bappenas.go.id/
- http://www.bps.go.id
- http://daerah.sindonews.com/read/2014/03/11/18/843147/utopia-pemerataan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar